Pada saat ini telah ditemukan lebih dari
seratus unsur dan begitu banyak senyawa kimia yang telah disentesis.
Bagaimana agar kita mudah mempelajari unsur-unsur itu? Para ahli kimia
telah mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan sifat-sifat kimia dan
fisika yang mirip atau sama.
Untuk mempelajari
pengelompokan unsur-unsur berdasarkan sifatnya dapat digunakan tabel
periodik unsur. Tabel periodik Unsur berkembang mulai dari cara
pengelompokan yang sederhana sampai yang lengkap. Tabel periodik yang
digunakan sekarang adalah tabel periodik modern yang disusun berdasarkan
kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat unsur. Pada tabel periodik
modern, unsur-unsur dikelompokkan dalam golongan dan periode.
Pada tabel periodik Unsur, lambang unsur dilengkapi dengan nomor atom
dan massa atom. Dari data tersebut kita dapat menentukan struktur atom
suatu unsur seperti proton, neutron, elektron, dan konfigurasi
elektronnya.
Dalam tabel periodik unsur kita dapt
mempelajari sifat unsur seperti logam, metaloid, non logam, dan sifat
periodik yaitu jari-jari, enenrgi ionisasi, afinitas elektron dan
keelektronegatifan.
Perkembangan Tabel Periodik Unsur
Pengelompokkan unsur-unsur dimulai oleh
Antonine Lavovoisier yang mengelompokkan unsur menjadi logam dan non
logam. Selanjutnya pengelompokkan unsur berkembang dalam berbagai bentuk
dan dikenal dengan Triade Doberiener, Oktaf Newlands, Tabel Periodik
Unsur Lothar Meyer dan Mendeleve, serta Tabel Periodik Modern.
1. Tabel Periodik Unsur Antoine Lavoisier
Antoine Lavoisier pada tahun 1789,
seorang ahli kimia Perancis membagi unsur-unsur menjadi empat kelompok.
Untuk mengenal pengelompokannya, perhatikan Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Pengelompokan unsur oleh Antoine Lavoisier

Pada Tabel 1.1 tertera cahaya dan kalor yang bukan unsur. Pada
kelompok IV dimasukkan senyawa yang belum dapat diuraikan menjadi unsur
yang dikenal sekarang.
2. Hukum Triade Dobereiner
J.W. Dobereiner pada tahun 1817 mengelompokkan unsur yang mempunyai
sifat sama, tiap kelompok terdiri dari tiga unsur yang disebut triade.
Untuk mempelajari hukum ini lakukan kegiatan berikut.
Dobereiner mencoba mengelompokkan
unsur-unsur yang mempunyai sifat sama berdasarkan kenaikan massa
atomnya, ternyata didapat keteraturan. Jika tiga unsur diurutkan
berdasarkan kenaikan massa atomnya, maka massa unsur yang kedua sama
dengan massa rata-rata unsur pertama dan ketiga. Pernyataan ini dikenal
dengan nama Hukum Triade Dobereiner.
3. Hukum Oktaf Newlands
Pada tahun 1863, J.W. Newlands
mengurutkan unsur berdasarkan kenaikan massa atomnya. Bagaimana
keteraturan yang ditemukannya? Coba diskusikan pengelompokannya melalui
kegiatan berikut
Dari pengelompokan ini ternyata unsur yang kedelapan memiliki sifat
yang mirip dengan unsur yang pertama, begitu juga unsur yang kesembilan
sifatnya mirip dengan unsur yang kedua, dan seterusnya. Contohnya, unsur
H sifatnya mirip dengan unsur F dan Cl, unsur Li mirip dengan Na dan K,
serta unsur Be mirip dengan Mg.
Pengulangan ini oleh Newlands disebut
Hukum Oktaf karena dia membandingkan pengulangan sifat unsur dengan
tangga nada atau oktaf pada lagu. Newlands memelopori penyusunan
unsur-unsur yang sifatnya mirip pada kolom vertikal. Kelemahan hukum
oktaf yaitu pengulangan setiap 8 unsur hanya cocok untuk unsur-unsur
yang massa atomnya kecil. Selain itu masih ada unsur- unsur yang
berimpitan pada urutan yang sama.
4. Tabel Periodik Unsur Lothar Meyer
Pada tahun 1870, Lothar Meyer mencoba membuat daftar unsur-unsur
dengan memperhatikan sifat fisika yaitu volum atom. Dia membuat grafik
volum atom unsur terhadap massa atomnya.
Untuk mempelajarinya lakukan kegiatan berikut.

Pada lengkung Meyer, unsur-unsur Li, Na, K, Rb, dan Cs menempati
kedudukan yang setara, yaitu di puncak. Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba berada di
titik kedua dari puncak. Ternyata unsur-unsur yang letaknya setara
memiliki sifat yang mirip.
5. Tabel Periodik Unsur Mendeleev
Dimitri Ivanovich Mendeleev pada tahun
1869 di Rusia mengemukakan hubungan antara massa unsur dengan sifat
unsur. Dalam mempelajari ke- periodikan unsur-unsur, Mendeleev selain
menggunakan sifat fisika juga menggunakan sifat kimia. Pada
penelitiannya seperti New-lands, Mendeleev juga menyusun unsur menurut
kenaikan massa atom relatifnya dan dia menemukan adanya perubahan sifat
secara periodik.
Kelebihan tabel periodik unsur Mendeleev adalah sebagai berikut.
a. Merupakan sistem periodik pertama yang disusun dalam bentuk tabel
yang terdiri dari delapan lajur vertikal atau golongan dan tujuh deret
horizontal atau periode. Selanjutnya disebut tabel periodik unsur
Mendeleev.
b. Ada tempat yang kosong bagi
unsur-unsur yang diramalkan akan ditemukan dan diberi nama eka boron,
eka aluminium, dan eka silikon. Ramalan tersebut terbukti dengan
ditemukannya Scandium (1879), Galium (1875),dan Germa- nium (1886).
Contoh ramalan Mendeleev untuk Germanium yang disebut eka silikon
tertera pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Ramalan Mendeleev tentang sifat unsur germanium
c. menempatkan unsur He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn dalam golongan tersendiri setelah golongan gas mulia ditemukan.
Tabel periodik unsur Mendeleev digambarkan seperti berikut.
Selain keunggulan, tabel periodik unsur Mendeleev mempunyai beberapa kelemahan yaitu sebagai berikut.
a. Ada beberapa urutan unsur yang
terbalik jika ditinjau dari bertambahnya massa atom relatif, misalnya Te
(128) ditempatkan sebelum I (127).
b. Triade besi (Fe, Co, Ni), triade
platina ringan (Ru, Rh, Pd), dan triade platina (Os, Ir, Pt) dimasukkan
ke dalam golongan VIII. Di antara unsur-unsur golongan ini hanya Ru dan
Os yang mempunyai valensi 8.
6. Tabel Periodik Modern
Tabel periodik unsur yang digunakn
sekarang yaitu Tabel Periodik Unsur Modern. Setelah tabel periodik unsur
Mendeleev, pada tahun 1915 Henry Mosley menemukan nomor atom dan
menyusun unsur-unsur dalam tabel periodik berdasarkan kenaikan nomor
atom dan menyususun unsur-unsur dalm tabel periodik berdasarkan kenaikan
kenaikan nomor atom. beberapa penelitian, menunjukkan adanya hubungan
antara nomor atom dengan sifat -sifat unsur, maka tabel peridik
Mendeleev perlu penyempurnaan. pada Tabel periodik Unsur modern disusun
dalam golongan dan periode
Ada 2 sistem yang digunakan pada
penomoran golomgan yaitu sistem Amerika dan sistem IUPAC. Sistem Amerika
menggunakan angka romawi I sampai VIII, masing-maing terdiri dari
golongan A dan B. Sistem IUPAC ( Internasional Union Pure and Applied
Chemistry ) menggunakan agka Arab 1 sampai dengan 18.
Oleh karena sistem penomoran golongan
IPAC belum memasyarakat di kalangan ahli kimia, maka pengolongan sisatem
amerika lebih banyak digunakan begitu juga di Indonesia.